Izzatul Islam berpesan dalam nasyidnya:
“ Hai mujahid muda, maju kehadapan; Sibakkan penghalang, satukan
tujuan. Kibarkan panji Islam dalam satu barisan, bersama berjuang kita
junjung keadilan.
Jangan bimbang ragu, teruslah melaju; Hapus bayang semu, dilubuk
hatimu. Bergerak kedepan bagai gelombang samodera. Lantakkan tirani,
runtuhkan angkara murka.
Reff:
Majulah wahai mujahid muda; dalam satu cita tegak kebenaran. Singkirkan batas satukan kata. Kebangkitan Islam telah datang! “
Dalam kurun awal
Islam kita temukan sosok-sosok muda: Ali bin Abi Tholib (8th), Zubair
bin Awwam (8 th), Arqam bin Abil Arqam (11 th), Ja’far bin Abi
Tholib (8 th) Shohih Ar Rumy (19 th), Zaid bin Haritsah (20 th) Saad
bin Abi Waqash (17 th), Utsman bin Affan (20 th) Umar bin Khotobb (27
yh), Abu Ubaidah bin Jarroh (27 th), Abdurrahman bin Auf (30 th), Abu
Bakar Ash Shidiq (37 th), Muhammad Al-Fatih (19), Salahudin Al-Ayubbi
(28).
Sebab dalam jiwa muda lah
Allah menyematkan karakter-karakter perubah: Kritis, dinamis,
kreatif, inovatif, dan reaktif. Merekalah generasi-generasi penerus
[2:132-133,25:74,19:42]; pengganti kaum sebelumnya [5:54,2:143],
pembaharu/mujaddid dalam setiap masanya. Dalam kasus terakhir, Nabi
SAW mengingatkan bahwa dalam setiap kurun 100 tahun akan selalu ada
Pemuda yang kemudian menjadi Mujaddid (Pembela/Pembaharu Islam),
diyakini bahwa abad 19 kemarin, sosok yang dimaksud adalah Muhammad
Abduh Rahimahullah. Nah di abad ini, bisa saja pemuda yang dimaksud
adalah anda?
"Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk" [ Al Kahfi:13]
Rasulullah SAW banyak
berpesan tentang betapa berharganya jiwa muda, hingga beliau
mengingatkan kita untuk selalu menjaganya. Dalam Hadits riwayat
Hakim, Beliau bersabda :
“Jagalah lima perkara sebelum datang lima perkara ; masa mudamu sebelum masa tuamu, kesehatanmu sebelum datang sakitmu, kayamu sebelum datang fakirmu, masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu, dan hidupmu sebelum datang matimu”
Betapa masa muda menjadi
pilihan pertama dalam pesan Nabi kita, maka bagaimana mungkin kita
akan mengacuhkannya? Sebaliknya hal ini semestinya menjadi pemompa
semangat kita yang masih muda untuk terus berkarya untuk umat dan
kejayaan islam.
Nabi SAW pun pernah
ditanya tentang apa yang akan dibalas dengan pahala atau siksa di
hari kiamat, Beliau menjawab:
”Dia akan ditanya
tentang apa yang ia perbuat untuk masa mudanya”.(HR Tirmidzi)
dan tentang aktivitas pemuda, Rasulullah SAW mengajarkan:
“Sebaik-baik pemuda diantara kamu adalah yang mirip/seperti
orang dewasa diantara kamu, dan sejelek-jeleknya orang tua diantara
kamu adalah yang seperti pemuda diantara kamu” (HR. Baihaqi).
Pemuda yang terbaik
adalah yang mampu berfikir jauh kedepan dan senantiasa bersikap
bijaksana, Pemuda adalah mereka yang tak pernah berputus asa dan
berkeluh kesah karena dalam hatinya Allah adalah segala muara
aktivitasnya.
Beberapa pesan dari para pembawa perubahan dalam
zaman ini, pernah suatu ketika Asy-Syahid Hasan Al Banna berpesan
kepada sekumpulan pemuda disuatu siang :
“Hendaklah anda selalu mengindahkan dan memperhatikan Allah SWT, selalu ingat akan akhirat dan bersiap-siap unuknya. Tempuhlah semua kelakuan yang dapat menyampaikan anda pada keridhaan Allah dengan tekad dan kesungguhan. Dekatkanlah diri anda kepada-Nya dengan melestarikan ibadat-ibadat sunnah seperti Tahajud, Shoum tiga hari dalam sebulan, memperbanyak dzikir dalam hati dan ucapan serta membiasakan berdoa dalam segala hal yang diriwayatkan dari Rosulullah SAW”
Seorang tokoh Jihad Afghanistan yang dilahirkan di
tanah Palestina, Asy- Syahid DR Abdullah Azzam mengingat semua Pemuda
Islam, perhatikan pesannya ini :
“Wahai pemuda Islam….Engkau tumbuh dalam desingan peluru-peluru, dentuman meriam, raungan kapal terbang dan deru suara tank. Jagalah diri kalian ! Jangan terpengaruh oleh senandung lagu milik orang yang dibuai kenikmatan hidup. Jangan terlena oleh musiknya orang yang bermewah-mewahan dan kasurnya orang yang kekenyangan.”,
Sungguh apa yang beliau
pesankan sangat menggetarkan hati, mengingat pemuda-pemuda yang
dilahirkan di tanah juang Palestina dan Afghanistan. Maka kita
termasuk beruntung dilahirkan di tanah Indonesia, yang berarti
kesempatan untuk belajar dan mengumpulkan serpihan-serpihan ilmu
teramat besar, tapi tanggung jawab kita pun tak kalah besar,
Berdakwah agar para generasi islam berikutnya tidak terlena oleh
zaman dan selalu cinta terhadap diinul islam.
Rasanya nasehat dari DR Abdullah Nasihih Ulwan perlu kita renungkan bersama,
"Ingatlah wahai pemuda muslim…., kalian tidak akan dapat meraih suatu kemenangan bila tanpa dibarengi dengan iman dan taqwa, muroqobah (mendekatkan diri) dengan Allah dengan sembunyi atau terang-terangan. Perbaikilah niatmu. Jagalah dirimu dari maksiyat dan dosa. Kuasailah hawa nafsu dan jauhilah dari fitnah kehidupan dunia."Kemudian beliau menjelaskan dengan lanjut tentang bagaiamana misi Islam itu akan terwujud, beliau menuturkan bahwa hal ini bisa tegak dengan beberapa point dibawah ini :
1. Iman yang kuat [ Al Hujurat;15]
2. Keihlasan yang sungguh-sungguh [ Al bayyinah :5]
3. Tekad yang kuat tanpa rasa takut [Al Ahzab :39]
4. Usaha yang berkesinambungan [ At Taubah:105]
Ada sebuah kisah menarik
untuk kita perhatikan sebagai hikmah, disaat dunia menjadi penghalang
fokus kita sebagai seorang muslim dan mengganggu tercapai tujuan
pembentukan pribadi muslim yang kaffah, maka Sayyidina Umar RA
menawarkan solusi. Tatkala Umar RA tidak sabar menanti saat
penaklukan Mesir di tangan Muslimin, beliau berkirim surat kepada
panglima tertinggi : Amru bin Ash :
“Amma ba’du.
Sungguh aku heran atas kelambatan kalian, padahal kalian sudah
bertempur selama dua tahun. Itu semua disebabkan karena kalian
terlalu cinta terhadap kesenangan dunia sebagaimana musuh-musuh
kalian. Padahal Allah sekali-kali tidak akan menolong suatu kaum
sebelum dia membuktikan kesungguhan niatnya." .
kemudian beliaupun berkirim surat
kepada Sa’ad bin Abi Waqash :
"Aku berwasiat
kepadamu dan kepada setiap tentaramu supaya senantiasa bertaqwa
kepada Allah dalam setiap keadaan. Karena Taqwa adalah sebaik-baik
bekal dalam menghadapi musuh. Taqwa adalah strategi perang yang
paling jitu. Dan aku perintahkan kalian supaya mawas diri dengan
ketat dari maksiyat, lebih ketat dari mawas diri dari musuh kalian,
karena dosa pasukan lebih berbahaya daripada serangan musuh.
Kaum muslimin baru
mendapat pertolongan-Nya manakala musuh-musuh mereka telah tenggelam
dalam kemaksiyatan kepada Allah. Kalau bukan karena itu tentu
kekuatan kita tidak ada artinya dalam menghadapi mereka, sebab baik
jumlah personil maupun persenjataan kita jauh berbeda dari mereka.
Nah , kalau kita dan mereka setara dalam maksiyat, maka sudah barang
tentu mereka akan lebih unggul dari kita. Wassalam.”
Benar sekali yang dikatakan Umar RA:
“Umat Islam adalah suatu kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam. Tetapi bila mencari kemuliaan diluar dari garis yang telah ditentukan-Nya, maka niscaya Dia akan menghinakanya." (HR Al Hakim)
Rasanya tidak ada alasan kita hanya berdiam diri dan
hanya menjadi penonton dan pemerhati perubahan zaman, saatnya kita
ambil bagian dalam goresan tinta emas kejayaan islam. Karena jika
setiap kita (pemuda islam) punya satu tekad yang sama yaitu : Isy
Kariman au Mut Syahidan (Hidup mulia sebagai muslim yang
berkontribusi atau Mati Syahid di jalan Allah), insyaAllah lambat
laun islam akan kembali menemukan kejayaan dan kemulian. Allahu Akbar
!!
Dulu, (Imam) Syafii telah hafal Al Quran pada usia sekitar 9 tahun dan mulai diminta ijtihadnya pada usia kira-kira 13 tahun., sebelum akhirnya ia menjadi mujtahid, imam madzhab yang terkemuka. Hassan Al Banna mendirikan gerakan Ikhwanul Muslimin pada usia 23 tahun. Usamah bin Zaid pada usia 18 tahun telah memimpin pasukan perang Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam pada usia 8 tahun telah terlibat dalam perjuangan. Kini, apakah yang sedang dilakukan dan dipikirkan oleh remaja berusia 8 hingga 18 tahun dan pemuda-pemudi berusia 23 tahunan ?Remaja dan pemuda-pemudi sekarang lebih banyak aktif untuk memuaskan nafsu remaja semata-mata. Lihatlah cara berpakaian mereka, cara bergaul, kreativiti dan sejenisnya. Gambaran remaja dan pemuda-pemudi yang tampil di berbagai media, tak ada bezanya antara mereka (yang mengaku Muslim) dengan artis-artis yang jelas menyebarkan kekufuran dan kesesatannya, realiti inilah yang terpampang di depan mata dan telinga kita.
Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. [At Taubah:105]
Jelas, dan sangatlah jelas, perlunya kebangkitan umat, khususnya dari kaum mudanya, bila kita semua menginginkan kejayaan Islam kembali. Diperlukan pemuda-pemudi Islam sekualiti para sahabat yang memiliki komitmen tauhid yang lurus, keberanian menegakkan kembali hukum Allah di muka bumi ini.
1 komentar:
Terimakaksih
Posting Komentar